Microbiology Learning OnLine
Friday, March 23, 2018
Thursday, October 8, 2015
DASAR-DASAR KEAMANAN BEKERJA DI LABORATORIUM
Thursday, January 14, 2010
RANGKUMAN METODE IDENTIFIKASI BAKTERI
by Yumna
1. GRAM POSITIVE COCCI 1.1. Staphylococcus aureus Staphylococci yang bersifat patogenik umumnya menyebabkan infeksi akut baik pada manusia maupun hewan. Spesies yang menyebabkan infeksi akut pada manusia antara lain Staphyloccus aureus. Salah satu cara yang paling umum digunakan untuk mengidentifikasi organisme ini adalah berdasarkan kemampouan bakteri untuk menggumpalkan plasma Beberapa metode identifikasi : Pengecatan Gram à Kokus (coccus) Gram positif dengan susunan bergerombol seperti anggur (clumps) Tes katalase à positif. Jika katalase negatif, lihat pada bab Streptococcus dan Enterococcus Staphylococcal latex agglutination test à positif. S. Ludgunensis dan S. Schleiferi juga dapat memberikan hasil positif pada tes aglutinasi lateks ini. Jika hasil meragukan, lakukan tube coagulase test. Tube coagulase test Lakukan tube coagulase test jika ada keraguan pada hasil test aglutinasi lateks Staphylococcus (Staphylococcal latex agglutination test) 1.2. Coagulase negative Staphylococci Strain ini dapat menyebabkan infeksi yang berkaitan dengan pemakaian kateter vaskuler dan peralatan prostesis implan lainnya (implanted prosthetic devices). Beberapa metode identifikasi : Pengecatan Gram à Kokus (coccus) Gram positif dengan susunan bergerombol seperti anggur (clumps) Tes katalase à positif. Jika katalase negatif, lihat pada bab Streptococcus dan Enterococcus Staphylococcal latex agglutination test à negatif Tube coagulase test Lakukan tube coagulase test jika ada keraguan pada hasil test aglutinasi lateks Staphylococcus (Staphylococcal latex agglutination test) Tes lanjutan untuk identifikasi isolat yang signifikan secara klinis Identifikasi dengan mesin VITEK 1.3. Staphylococcus saprophyticus S. saprophyticus adalah bakteri patogen di saluran kemih (traktus urinarius) terutama pada wanita muda. Biasanya bakteri ini resisten terhadap antibiotik novobiocin, namun pada spesies klinik lainnya, resistensi tersebut jarang ditemukan. Beberapa metode identifikasi : Pengecatan Gram à Kokus (coccus) Gram positif dengan susunan bergerombol seperti anggur (clumps) Tes katalase à positif. Jika katalase negatif, lihat pada bab Streptococcus dan Enterococcus Staphylococcal latex agglutination test à negatif. Isolat dapat mengalami ko-aglutinasi Tube coagulase test Lakukan tube coagulase test jika ada keraguan pada hasil test aglutinasi lateks Staphylococcus (Staphylococcal latex agglutination test) Untuk isolat yang berasal dari saluran kemih, lakukan novobiocin resistance test, dengan menggunakan metode CLSI Disc Diffusion Test. Resisten terhadap novobiocin ditunjukkan dengan terjadinya zona hambatan dengan diameter < 16 mm Tes lanjutan untuk identifikasi isolat yang signifikan secara klinis Identifikasi dengan mesin VITEK 1.4. Streptococcus sp Streptococci dapat diisolasi dari saluran pencernaan, pernafasan dan saluran genital sebagai bagian dari bakteri komensal atau flora normal. Beberapa spesies dapat bersifat patogen, antara lain adalah Streptococcus pyogenes (Streptococcus grup A) yang merupakan patogen utama pada manusia dan Streptococcus agalactiae (Streptococcus grup B) dapat menyebabkan infeksi pada neonatus. Beberapa metode identifikasi : Pengecatan Gram à Kokus (coccus) Gram positif dengan susunan berpasangan seperti rantai (chains). Tes katalase à negatif. Jika katalase positif, lihat pada bab Staphylococcus aureus dan Staphylococcus sp Sifat hemolisis. Tentukan sifat hemolisis bakteri berdasarkan reaksi terhadap sel eritrosit pada media agar darah. - Hemolisis alfa : terbentuk zona hambatan di sekeliling koloni berwarna kehijauan sampai kecoklatan. Diskolorisasi medium ini terjadi akibat destruksi eritrosit parsial. - Hemolisis beta : terbentuk zona hambatan yang jelas, tidak berwarna (colourless) di sekitar koloni akibat destruksi eritrosit secara sempurna. Beberapa strain dapat melakukan hemolisis sempurna (maksimal) dalam keadaan anaerob, karena hemolisin yang diproduksi oleh beberapa strain tersebut bersifat labil jika ada oksigen. - Hemolisis gamma atau non hemolitik : tidak terjadi hemolisis eritrosit atau tidak terjadi diskolorisasi media agar darah --à to be continued Tes lanjutan untuk identifikasi isolat yang signifikan secara klinis Identifikasi dengan mesin VITEK 1.5. Streptococcus pneumoniae |
See what's on at the movies in your area. Find out now.
Tuesday, January 5, 2010
Pengecatan Gram
By Yumna Pengecatan Gram merupakan salah satu teknik pengecatan yang dikerjakan di laboratorium mikrobiologi untuk kepentingan identifikasi mikroorganisme. Morfologi mikroskopik mikroorganisme yang diperiksa dan sifatnya yang khas terhadap pengecatan tertentu (pengecatan Gram) dapat digunakan untuk identifikasi awal. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan cepat dan biaya murah serta, dalam kasus tertentu, dapat membantu dokter untuk memulai terapi suatu penyakit tanpa menunggu hasil kultur. Metode pengecatan tersebut pertama kali ditemukan oleh Christian Gram pada tahun 1884. Dengan metode pengecatan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya. Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp. PERSIAPAN Sebelum dilakukan pengecatan Gram, tentu harus disiapkan bahan (spesimen) yang akan diperiksa. Bahan yang akan diperiksa, dapat berasal dari : 1) langsung dari penderita dapat berupa sputum (dahak), pus (nanah), discharge telinga, discharge hidung, urin dan cairan serebrospinal. Spesimen yang akan dicat, sebelumnya dibuat sediaan atau preparat (smear) terlebih dulu. Pengertian preparat adalah sampel spesimen yang diletakkan atau dioleskan pada permukaan gelas obyek (object glass) atau slides, dengan atau tanpa pewarnaan, yang selanjutnya dapat diamati di bawah mikroskop. a. Pembuatan preparat Alat dan bahan yang diperlukan adalah : Alat :
Bahan :
Untuk bahan yang berbeda, memerlukan cara pembuatan preparat yang berbeda pula. Berikut cara pembuatan preparat untuk berbagai sumber bahan. a.1. Bahan langsung dari penderita Bahan disentrifuge terlebih dulu, kemudian endapannya dibuat preparat. Bahan yang berupa endapan (pellet) hasil sentrifuge tersebut diambil dengan ose steril atau kapas lidi steril kemudian digoreskan pada gelas obyek setipis mungkin. Panaskan gelas obyek di atas nyala api lampu spiritus sambil diayunkan secukupnya (jarak preparat sampai nyala api kira-kira 20 cm), sampai preparat tersebut kering. Setelah kering, teteskan formalin 1 % tunggu selama 5 menit dan keringkan sekali lagi. Setelah betul-betul kering, preparat siap dicat. a.2. Bahan dari biakan cair Ambil gelas obyek yang bersih dan steril, bebaskan dari lemak dengan memanaskan di atas nyala api spiritus. Ambil kuman dari biakan cair (yang sebelumnya telah diaduk secara steril) dengan menggunakan ose steril, ratakan pada gelas obyek sehingga membentuk diameter kira-kira 1-2 cm. Preparat yang sudah dibuat kemudian dikeringkan dan ditetesi formalin dengan cara seperti pembuatan preparat langsung. a.3. Bahan dari media pertumbuhan padat Ambil gelas obyek yang bersih dan steril, bebaskan dari lemak dengan memanaskan di atas nyala api spiritus. Teteskan satu ose kaldu atau NaCl pada gelas obyek tersebut. Dengan ose steril, ambil satu koloni kuman dan ratakan pada gelas obyek sehingga membentuk diameter 1 – 2 cm, campur dengan kaldu tadi sampai homogen kemudian tipiskan. Selanjutnya dikerjakan sebagaimana membuat preparat dengan bahan berasal dari penderita. Prinsip yang selalu harus diingat dan dipatuhi adalah :
b. Cat Gram Cat Gram yang digunakan terdiri dari 4 macam, yaitu cat Gram A, B, C dan D. Masing-masing mempunyai komposisi dan fungsi yang berbeda. Komposisi dan fungsi masing-masing cat Gram, adalah sebagai berikut : 1. Cat Gram A Cat ini terdiri atas : Kristal violet : 2 gram Etil alkohol 95 : 20 ml Ammonium oksalat : 0,8 gram Akuades : 80 ml Cat Gram A berwarna ungu (karena mengandung kristal violet). Cat Gram A merupakan cat primer yang akan memberi warna mikroorganisme target. Pada saat diberi cat ini, semua mikroorganisme akan berwarna ungu sesuai warna cat Gram A. 2. Cat Gram B Cat ini terdiri atas : Yodium : 1 gram Kalium Yodida : 2 gram Akuades : 300 ml Cat Gram B berwarna coklat. Cat Gram B merupakan cat Mordan, yaitu cat atau bahan kimia yang berfungsi memfiksasi cat primer yang diserap mikroorganisme target. Akibat pemberian cat Gram B, maka pengikatan warna oleh bakteri akan lebih baik (lebih kuat). 3. Cat Gram C Cat ini terdiri atas : Aseton : 50 ml Etil alkohol 95 % : 50 ml Cat Gram C tidak berwarna. Cat ini berfungsi untuk melunturkan cat sebelumnya. Akibat pemberian cat C akan terjadi 2 kemungkinan : § Mikroorganisme (bakteri) akan tetap berwarna ungu, karena tahan terhadap alkohol. Ikatan antara cat dengan bakteri tidak dilunturkan oleh alkohol. Bakteri yang bersifat demikian disebut bakteri Gram positif. § Bakteri akan tidak berwarna, karena tidak tahan terhadap alkohol. Ikatan antara cat dengan bakteri dilunturkan oleh alkohol. Bakteri yang bersifat demikian dikelompokkan sebagai bakteri Gram negatif. 4. Cat Gram D Cat Gram D terdiri atas : Safranin : 0,25 gram Etil alkohol 95 % : 10 ml Akuades : 90 ml Cat ini berwarna merah. Cat ini merupakan cat sekunder atau kontras. Cat ini berfungsi untuk memberikan warna mikroorganisme non target. Cat sekunder mempunyai spektrum warna yang berbeda dari cat primer. Akibat pemberian cat Gram D, akan terjadi 2 kemungkinan :
Dasar teori cat Gram Berdasarkan sifat terhadap cat Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif. Terdapat dua teori yang dapat menjelaskan dasar perbedaan ini yaitu : 1. Teori Salton Teori ini berdasarkan kadar lipid yang tinggi (20 %) di dalam dinding sel bakteri Gram negatif. Zat lipid ini akan larut selama pencucian dengan alkohol. Pori-pori pada dinding sel membesar, sehingga zat warna yang sudah diserap mudah dilepaskan dan bakteri menjadi tidak berwarna. Bakteri Gram positif mengalami denaturasi protein pada dinding selnya akibat pencucian dengan alkohol. Protein menjadi keras dan beku, pori-pori mengecil sehingga kompleks kristal yodium yang berwarna ungu dipertahankan dan bakteri akan tetap berwarna ungu. 2. Teori permeabilitas dinding sel Teori ini berdasarkan tebal tipisnya lapisan peptidoglikan dalam dinding sel. Bakteri Gram positif mempunyai susunan dinding yang kompak dengan lapisan peptidoglikan yang terdiri dari 30 lapisan. Permeabilitas dinding sel kurang, dan kompleks kristal yodium tidak dapat keluar. Bakteri Gram negatif mempunyai lapisan peptidoglikan yang tipis, hanya 1 – 2 lapisan dan susunan dinding selnya tidak kompak. Permeabilitas dinding sel lebih besar sehingga masih memungkinkan terlepasnya kompleks kristal yodium. CARA PENGECATAN GRAM Sebelum melakukan pengecatan Gram, siapkan alat dan bahan yang diperlukan. Pastikan semua alat dan bahan yang diperlukan serta tempat untuk mencuci terletak di tempat yang terjangkau. Jangan sampai terlalu jauh sehingga menyulitkan dan memakan waktu. Alat dan bahan yang diperlukan adalah : Alat :
Bahan :
Prosedur pengecatan Gram :
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PENGECATAN GRAM Kelebihan :
Kekurangan : Pengecatan Gram memerlukan mikroorganisme dalam jumlah banyak yakni lebih dari 104 per ml. Sampel yang cair dengan jumlah kecil mikroorganisme misalnya cairan serebrospinal, memerlukan prosedur sentrifuge dulu untuk mengkonsentrasikan mikroorganisme tersebut. Pellet (endapan hasil sentrifuge) kemudian dilakukan pengecatan untuk diperiksa secara mikroskopis. Sumber: Nirwati, Hera, _______, Pembuatan Preparat dan Pengecatan dalam Petunjuk Praktikum Mikrobiologi, Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Strohl, William A, Rouse,H, Fisher, BD, 2001, Lippincott's Illustrated Reviews: Microbiology, Lippincott William & Wilkins, USA |
See what's on at the movies in your area. Find out now.